alissa - nuna
alissa
sacra - lisa - nuna - sari
lisa - sari
alissa - nuna

i want to be the best MODEL in the world
Selasa, 22 Februari 2011
Jumat, 11 Februari 2011
cara main mata !
heeeiii girl ! :)
aku mau kasih tips - tips simple ni buat main mata biar mata kalian keliatan hidup
yyaaappp ! kyakny acuman itu aja yang bisa aku kasih . moga bermanfaat buat kalian !
^______________________^
aku mau kasih tips - tips simple ni buat main mata biar mata kalian keliatan hidup
- 1 : biar mata kalian seger dan cerah ,kamu bisa potong tomat atau timun 2 aja ga usah banyak-banyak terus kamu tempelin deeeh di mata . Cara ini bisa kamu lakuin sambil nyantai ,pas mau tidur siang atau lagi relax habis banyak kegiatan
- 2 : kalo mau mata kamu lebih berwarna ,kalian bisa pake softlens . Kebanyakan cewek-cewek suka salah milih warna softlens yang ga cocok sama raut wajahnya . Kalian harus pinter - pinter milih softlens ,pilih yang pas biar ga kaya mata kucing dan harus jaga kebersihan softlens karena kalo kamu ga rajin ngerawatnya bakalan iritasi
- 3 : kamu kamu dan kamu ! bisa pake mascara atau eyeliner . ga usah tebel - tebel dan terlalu panjang garisnya ,kalian bisa ngepasin panjangnya ngikutin kelopak mata kalian . Jangan lupa sebelum kalian pake mascara ,jepit dulu biar keliatan lentik + pake mascara transparan biar mascara yang warna gelap tahan lama
- 4 : pilih eyeshadow yang warnanya ga mencolok dan pilih 3 warna . Pertama pake eyeshadow warna gelap dibagian dasar kelopak mata ,kedua poles eyeshadow yang agak terang kelopak matanya ,ketiga pilih warna yang muda banget terus kamu poles dibagian dekat alis kamu
yyaaappp ! kyakny acuman itu aja yang bisa aku kasih . moga bermanfaat buat kalian !
^______________________^
Jumat, 04 Februari 2011
jubah ala harry potter
Jubah tembus pandang, seperti yang dipakai Harry Potter, sebentar lagi jadi kenyataan. Jubah baru ini bisa membuat objek yang ditutupinya tak terlihat oleh mata.
Jubah dibuat dari dua potong kristal kalsit, mineral berwarna putih atau tak berwarna yang biasa terdapat dalam batu gamping. Kedua potong kristal tersebut ditempel dengan aturan tertentu.
Kalsit sangat bersifat anisotropik, sifat yang membuat cahaya yang datang akan diteruskan ke sudut yang berbeda dari cahaya yang masuk dari sisi lain. Dengan menggunakan dua kalsit, para peneliti dapat membelokkan cahaya di sekitar objek padat yang diletakkan di antara kristal.
Di dalam kedua kristal kasit itu ada celah berbentuk segitiga siku-siku. "Apa pun yang Anda letakkan di bawah celah ini tak akan tampak dari luar," kata George Barbastathis dari MIT.
Jubah buatan Massachusetts Institute of Technology dan SMART Centre dari Singapura ini tidak seperti jubah-jubah serupa yang pernah dikembangkan. Jubah-jubah lama hanya dapat membuat benda-benda menghilang di bawah sinar dengan panjang gelombang yang tak tampak oleh manusia.
Jubah lain hanya dapat menghilangkan benda-benda mikroskopis. Jubah baru ini dapat bekerja dengan cahaya yang terlihat oleh mata manusia dan dapat menyembunyikan objek yang cukup besar.
Jubah tembus pandang ini masih punya kekurangan. Salah satu contohnya adalah hanya bekerja maksimal di bawah cahaya hijau. Para peneliti sengaja mendesain dengan warna hijau karena, selain kalsit hanya bisa dikonfigurasi pada gelombang cahaya tertentu saja, mata manusia sangat sensitif terhadap warna hijau.
Demikian jelas Barbastathis.
Selain itu, efek menghilang ini hanya tampak jelas dari sudut tertentu. Jika dilihat dari sudut berbeda, objek akan tampak kembali.
Meskipun demikian Barbastathis merasa percaya diri kalau timnya atau peneliti lain akan membuat jubah yang lebih baik dalam waktu dekat.
Ia juga yakin kalau jubah seperti ini akan punya penggunaan. "Di Boston ada banyak persimpangan jalan dengan sudut yang tajam. Saat melihat lampu lalu lintas, mungkin Anda akan bingung apakah lampu itu untuk jalan Anda atau jalan lain. Dengan jubah ini, kita bisa sembunyikan lampu lalu lintas yang lain sehingga pengendara tidak bingung," jelas Barbastathis.
(National Geographic Indonesia/Alex Pangestu)
Jubah dibuat dari dua potong kristal kalsit, mineral berwarna putih atau tak berwarna yang biasa terdapat dalam batu gamping. Kedua potong kristal tersebut ditempel dengan aturan tertentu.
Kalsit sangat bersifat anisotropik, sifat yang membuat cahaya yang datang akan diteruskan ke sudut yang berbeda dari cahaya yang masuk dari sisi lain. Dengan menggunakan dua kalsit, para peneliti dapat membelokkan cahaya di sekitar objek padat yang diletakkan di antara kristal.
Di dalam kedua kristal kasit itu ada celah berbentuk segitiga siku-siku. "Apa pun yang Anda letakkan di bawah celah ini tak akan tampak dari luar," kata George Barbastathis dari MIT.
Jubah buatan Massachusetts Institute of Technology dan SMART Centre dari Singapura ini tidak seperti jubah-jubah serupa yang pernah dikembangkan. Jubah-jubah lama hanya dapat membuat benda-benda menghilang di bawah sinar dengan panjang gelombang yang tak tampak oleh manusia.
Jubah lain hanya dapat menghilangkan benda-benda mikroskopis. Jubah baru ini dapat bekerja dengan cahaya yang terlihat oleh mata manusia dan dapat menyembunyikan objek yang cukup besar.
Jubah tembus pandang ini masih punya kekurangan. Salah satu contohnya adalah hanya bekerja maksimal di bawah cahaya hijau. Para peneliti sengaja mendesain dengan warna hijau karena, selain kalsit hanya bisa dikonfigurasi pada gelombang cahaya tertentu saja, mata manusia sangat sensitif terhadap warna hijau.
Demikian jelas Barbastathis.
Selain itu, efek menghilang ini hanya tampak jelas dari sudut tertentu. Jika dilihat dari sudut berbeda, objek akan tampak kembali.
Meskipun demikian Barbastathis merasa percaya diri kalau timnya atau peneliti lain akan membuat jubah yang lebih baik dalam waktu dekat.
Ia juga yakin kalau jubah seperti ini akan punya penggunaan. "Di Boston ada banyak persimpangan jalan dengan sudut yang tajam. Saat melihat lampu lalu lintas, mungkin Anda akan bingung apakah lampu itu untuk jalan Anda atau jalan lain. Dengan jubah ini, kita bisa sembunyikan lampu lalu lintas yang lain sehingga pengendara tidak bingung," jelas Barbastathis.
(National Geographic Indonesia/Alex Pangestu)
Langganan:
Postingan (Atom)